Kota Singkawang semula merupakan bagian dan ibukota dari wilayah
Kabupaten Sambas (UU Nomor 27 Tahun 1959) dengan status Kecamatan
Singkawang dan pada tahun 1981 kota ini menjadi Kota Administratif
Singkawang (PP Nomor 49 Tahun 1981).
Nama Pontianak yang berasal dari Bahasa Melayu ini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantuKuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam
untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh,
maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu
jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini
dikenal dengan nama Kampung Beting.
DPRD Kota Pontianak terdiri atas 45 anggota. Berdasarkan Pemilihan Umum 2009, DPRD
Kota Pontianak terdiri dari 45 anggota yang enam di antaranya merupakan
perempuan. Ke-45 anggota itu berasal dari 15 partai politik yang
tergabung ke dalam delapan fraksi. Saat ini, DPRD Kota Pontianak
diketuai oleh Drs. Hartono Azas L., M.B.A. yang berasal dari Partai
Demokrat
Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.[9]Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3.000–4.000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.[ Secara administratif, kota Pontianak dibagi atas enam kecamatan, yaitu Pontianak Selatan, Pontianak Timur, Pontianak Barat, Pontianak Utara, Pontianak Kota, dan Pontianak Tenggara, yang kemudian dibagi lagi menjadi 29 kelurahan.
0 komentar:
Posting Komentar